Saturday, November 25, 1995

INDONESIA TERIMA AGA KHAN AWARD KATEGORI INOVATIF

     Yogyakarta, 25/11/1995 (ANTARA) - Indonesia untuk pertama kali menerima Penghargaan Arsitektur Aga Khan untuk kategori inovatif yang dimenangkan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
        Pangeran Aga Khan direncanakan akan menyerahkan penghargaan arsitektur tersebut kepada para wakil 12 proyek pemenang di Solo, Sabtu petang.
        "Beberapa penghargaan arsitektur Aga Khan yang diterima Indonesia sebelumnya adalah untuk kategori sosial," ujar Dr.Nurcholis Madjid, salah seorang anggota Komisi Pengarah Penghargaan Aga Khan, di Yogyakarta.

        Menurut Nurcholis, cendekiawan Islam dan pemimpin Yayasan Paramadina, Bandara Soekarno-Hatta memenangkan hadiah tersebut karena gaya arsitekturnya berhasil memadukan teknologi canggih dengan kepedulian terhadap lingkungan.
        Keterpaduan Lansekap Bandara Soekarno-Hatta, rancangan arsitek Perancis Paul Andreu, menampilan kecantikan alam dan budaya Jawa, tanpa mengurangi kenyamanan untuk melayani 18 juta penumpang pertahun, menurut pernyataan para juri internasional yang terdiri dari sembilan orang.
        Para juri yang termasuk arsitek Indonesia Darmawan Prawirohardjo tersebut dipilih oleh Komisi Pengarah yang terdiri dari tujuh orang dan dipimpin oleh Pangeran Aga Khan, Imam Ismaili Shiah sejak 1957.
        Penghargaan arsitektur 1995 untuk kategori Telaah Kritis atas Wacana Sosial diberikan kepada Pemugaran Kota Lama Bukhara (Uzbekistan), Pelestarian Kawasan Sana'a Lama (Yaman), Pembangunan Kembali Kawasan Hafsia Tahap II (Tunisia), Program Pembangunan Bertahap Kawasan Khuda-Ki-Basti, Hyderabad (Pakistan) dan Perumahan MAsyarakat Aranya Indore (India).
        Kategori Telaah Kritis atas Wacana Arsitektur dan Urbanistik dimenangkan oleh Masjid Raya Riyadh dan Pembangunan Kembali Pusat Kota Lama Riyadh (Saudi Arabia), Menara Mesiniaga (Malaysia) dan Rumah Sakit di Kaedi (Mauritania).

        Hadiah kategori Konsep-Konsep Inovatif jatuh kepada Masjid Majlis Tinggi Nasional Ankara (Tukri), Pusat Kebudayaan Perancis di Koclack (Senegal), Penghutanan Kembali Universitas Teknik Timur Tengah di Ankara (Turki) dan Keterpaduan Lansekap Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng (Indonesia).

        Indonesia sebelumnya menerima penghargaan arsitektur Aga Khan untuk kategori sosial bagi proyek perbaikan kampung Jl.MH.Thamrin dan Pondok Pesantren Pabelan Magelang (1980), Masjid Said Naum di Jakarta Pusat dan proyek pembangunan Pasar Citra Niaga Samarinda (1989), dan perbaikan kawasan bantaran Kali Code Yogyakarta (1992).

        Tamu Sultan

        Paku Buwono XII akan menjadi tuan rumah acara penyerahan Penghargaan Arsitektur Aga Khan di Keraton Solo, Sabtu petang yang dihadiri antara lain oleh Pangeran Aga Khan, Putwri Zahra Aga Khan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro yang mewakili Pemerintah Indonesia, dan Menteri Perhubungan Harjanto Dhanutirto.

        Pangeran Aga Khan mengundang serta 400 tamu untuk menghadiri acara penyerahan hadiah di Solo dan Seminar tentang 12 Proyek Pemenang Penghargaan Arsitektur Aga Khan 1995 di Yogyakarta.

        Para tamu Pangeran tersebut antara lain Menteri Kebudayaan Republik Kyrgyz, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Tunisia, Menteri Kebudayaan Republik Uzbekistan, Menteri Kebudayaan Senegal, Menteri Kebudayaan Tajikistan, Gubernur dan Walikota Bukhara, serta sejumlah arsitek tingkat dunia.

        Selama ini, kaum Ismaili Shiah dikenal telah memberikan sumbangan besar bagi pertumbuhan peradaban Islam.

        Pangeran Aga Khan dan Puteri Zahra yang bertempat tinggal di Jenewa, Swiss, tiba di Jakarta, Kamis. Aga Khan (59) diterima Presiden Soeharto di Jakarta, Jumat.

        Kunjungan ke Indonesia ini merupakan yang kedua kalinya setelah 1990 ketika ia membuka seminar Arsitektur dunia yang ia selenggarakan. (T.R14/FA/PU18/B/EL02/25/11/95 12:35/RB1)

No comments:

Post a Comment