Tuesday, April 16, 1996

SERANGAN BALAS DENDAM DALIH ISRAEL UNTUK CAPLOK WILAYAH LEBANON


    Jakarta, 16/4/1996 (ANTARA) - Duta Besar Lebanon untuk Indonesia Dr Abdullatif Mamlouk mengatakan bahwa serangan "balas dendam" Israel terhadap Hizbullah merupakan dalih Israel untuk memperluas wilayahnya.
     "Serangan tersebut sebenarnya dalih untuk mencaplok wilayah Lebanon," ujar Mamlouk, Dubes Lebanon pertama untuk Indonesia kepada ANTARA di kediamannya di Jakarta, Selasa.
     Menurut dia, Israel adalah negara teroris dan walaupun mereka menggunakan make-up (rias wajah), sifat-sifat terorisme mereka tidak bisa diubah.
     "Israel telah menciptakan 'holocaust' (bencana) baru melawan rakyat Lebanon. Ia kini memainkan peran yang dulu dimainkan Nazi," ujarnya.
     Ia percaya bahwa tindakan agresif Israel tersebut dapat dihentikan oleh Amerika yang selama ini mensuplai Israel dengan berbagai peralatan teknologi canggih termasuk pesawat dan senjata.
    Mamlouk mengharapkan Indonesia, yang mempunyai hubungan baik dengan Amerika Serikat, dapat menyampaikan kepada AS agar meminta Israel menghentikan serangan tersebut.
    Dubes Mamlouk berjumpa dengan Menteri Luar Negeri Ali Alatas untuk memberikan penjelasan tentang situasi terakhir di negaranya pada Selasa siang.
    Menlu Alatas menyampaikan perasaan sedihnya atas penderitaan rakyat Lebanon akibat agresi Israel, ujar Dubes, yang menganggap penting kedudukan Indonesia sebagai anggota tak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB saat ini.
    Serangan Israel yang berlangsung sejak lima hari terakhir telah menewaskan 50 orang yang kebanyakkan wanita dan anak-anak, serta melukai 150 lainnya.
    Lebih dari 100 desa termasuk di pinggiran Beirut telah dikosongkan oleh penghuninya yang lari ketakutan karena teror Israel.
     Kota Tyre yang paling parah keadaannya karena serangan gencar Israel adalah kota yang damai dan bukan sarang Hizbullah, ujar Dubes yang mulai bertugas di Jakarta sejak Oktober 1994.
        Anggota Hizbullah dan berbagai tentara perlawanan Lebanon lainnya menentang pendudukan Israel di Lebanon Selatan yang oleh Israel disebut sebagai "Zona Keamanan"
        Menanggapi permintaan Israel untuk menyingkirkan anggota Partai Islam Hizbullah di Lebanon Selatan, ia mengatakan "Mengapa kami harus membunuh anak-anak kami sendiri yang sedang melakukan tindakan mulia. Israel harus menarik pasukannya dari Lebanon Selatan."
        Ia menekankan bahwa negaranya sanggup menjaga keamanan dan perdamaian dengan negara tetangga bila Israel meninggalkan Lebanon selatan.
        "Bila ingin perdamaian, tarik pasukan Israel dari Lebanon Selatan. Bila tidak ada pendudukan Israel, tak satu peluru pun akan ditembakkan dari Lebanon Selatan," ujarnya.
        Merusak proses damai
        Dubes Lebanon berpendapat bahwa agresi Israel dapat merusak proses damai dengan negara-negara Arab. "Ini bukan mau kami, tapi karena sikap mereka (Israel-red.)," ujarnya.
        Menurut AFP dari New York, Selasa, Dubes Mesir, Jerman, Indonesia dan Rusia untuk PBB mengatakan bahwa Israel telah melakukan tindakan yang tidak proposional dengan melakukan pemboman di Lebanon Selatan, Bekaa Timur dan Beirut sehingga menyebabkan kematian rakyat sipil.
        DK PBB sejak Senin mengadakan pertemuan yang diminta oleh Lebanon untuk membahas agresi Israel.
        Namun Pemerintah AS telah menyampaikan ancamannya untuk memveto bila DK PBB memutuskan untuk mengenakan tindakan konkrit terhadap Israel.
        Lebanon merencanakan untuk membuka Kedubes di Jakarta sejak 1970 namun tertunda begitu lama karena ulah Israel. Sejak 1978, Israel telah menteror Lebanon dengan berbagai serangan, menciptakan perang sipil yang berlangsung selama 15 tahun, serta perang ekonomi.
        "Pada April 1975, satu dolar AS senilai 2,4 pound Lebanon, tahun 1990 menjadi 3.000 pound dan kini 1.580 pound. Bagaimana kami dapat membuka Kedubes dengan situasi seperti itu," ujar Dubes yang pernah bertugas di Yaman dan Gabon juga sebagai duta besar.
        Ia mengatakan bahwa negaranya bermaksud mempererat hubungan kerjasama dengan Indonesia.
        Lebanon, yang berbatasan dengan Suriah dan Israel, berpenduduk sekitar 3,3 juta jiwa. Pada tahun 1982, Israel pernah menduduki sebagian wilayah Lebanon dengan dalih untuk membasmi gerilyawan Palestina yang bermukim di Lebanon. (T.RI4/B/DN07/21:24/RE2)

No comments:

Post a Comment