Thursday, January 18, 1996

TUNISA HARAPKAN EKSPORT FOSFAT KE INDONESIA MENINGKAT



   Jakarta, 18/1/1996 (ANTARA) - Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Mohamed Said El Kateb mengharapkan ekspor fosfat ke Indonesia dapat meningkat kembali, setelah sempat menurun akibat pembatasan impor pupuk.
      Ekspor Tunisia ke Indonesia, terutama terdiri dari korma dan fosfat untuk pupuk, mencapai nilai 13 juta dolar AS selama Januari-Agustus 1995, kata Dubes El Kateb kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
     Pada peridode yang sama, ekspor Indonesia ke Tunisia, terutama terdiri dari kopi, teh dan produk tekstil, hanya mencapai empat juta dolar AS, turun drastis dari 16 juta dolar yang dicapai pada 1994.
     Tahun 1993, Indonesia membeli asam fosfat (P2O5) sebanyak 70.040 ton dengan nilai sekitar 18 juta dolar AS, dan 33.000 ton TSP (triple super phosfat) senilai lebih dari empat juta dolar AS.
     Pada 1994, Indonesia hanya mengimpor asam fosfat sebagai bahan pupuk alami sebanyak 35.119 ton dengan nilai hampir 10 juta dolar. Sementara impor TSP, yang merupakan bahan kimia, dihentikan oleh Pemerintah Indonesia. Tahun 1995, Indonesia juga hanya membeli asam fosfat.
    Dengan meningkatnya permintaan pupuk di Indonesia sejak akhir 1995, Tunisia mengharapkan ekspornya ke Indonesia meningkat tahun ini.
        "Fosfat Tunisia terkenal mempunyai kualitas sangat baik," kata Dubes El Kateb yang baru-baru ini menyerahkan surat kepercayaannya sebagai Dubes Tunisia yang baru kepada Presiden Soeharto. El Kateb juga merangkap sebagai Dubes untuk negara anggota ASEAN lainnya, kecuali Vietnam.
        Indonesia mengimpor 400 ton korma tahun lalu dari Tunisia.
        Menurut El Kateb, potensi hubungan ekonomi kedua negara belum dimanfaatkan secara optimal. Ia mengundang pengusaha Indonesia agar turut dalam Tunis International Fair 1997 guna melihat peluang pasar di Tunisia.
        Pameran di ibukota Tunisia tersebut dapat memberi peluang memasarkan produk Indonesia bukan saja kepada calon pembeli dari Tunisia tapi dari negara-negara lain. Delegasi dagang Tunisia akan mengikuti Pameran Dagang Islam VI di Jakarta pada Oktober 1996, katanya.
        Dubes juga menawarkan jasa negaranya untuk menjadi "pintu masuk" bagi produk Indonesia ke negara-negara Eropa, Afrika, dan Timur Tengah.
        Tunisia dan Uni Eropa telah menandatangani Perjanjian Kemitraan yang memberi kemudahan-kemudahan bagi masuknya barang dari Tunisia ke Eropa.
        "Hal ini bisa dimanfaatkan pula oleh pengusaha Indonesia untuk menembus pasar Eropa," ucap El Kateb.
        Ia memberi contoh bahwa sebuah perusahaan tekstil Indonesia yang mendirikan perusahaan patungan di Tunisia untuk menghasilkan pakaian jadi, telah mengekspor pakaian jadi tersebut ke Eropa dengan memanfaatkan fasilitas pernjanjian Tunisia dan Uni Eropa.
        El Kateb mengatakan hubungan politik kedua negara yang selama ini terjalin dengan sangat baik telah membuka jalan bagi berkembangnya kerjasama ekonomi. (T/ri4/EU09/18/01/96 21:02/RU1)

No comments:

Post a Comment