Jakarta, 23/9, 2010 (ANTARA) - Indonesia berupaya untuk terus meningkatkan
kerja sama dengan Turki khususnya di bidang perdagangan dan investasi,
kata Dubes Indonesia untuk Turki Nahari Agustini.
"Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Turki yang pernah mencapai 2,1 miliar dolar AS pada 2008, diharapkan dapat meningkat menjadi sekitar lima miliar dolar dalam beberapa tahun ke depan," kata Dubes Nahari di Jakarta, Kamis, beberapa saat sebelum bertolak ke Turki untuk memulai tugasnya.
"Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Turki yang pernah mencapai 2,1 miliar dolar AS pada 2008, diharapkan dapat meningkat menjadi sekitar lima miliar dolar dalam beberapa tahun ke depan," kata Dubes Nahari di Jakarta, Kamis, beberapa saat sebelum bertolak ke Turki untuk memulai tugasnya.
Nilai perdagangan bilateral tersebut turun menjadi 1,2 miliar dolar pada 2009 antara lain karena faktor krisis finansial global. Indonesia pada umumnya menikmati surplus dalam perdagangan dengan Turki, kecuali di tahun 2008.
Ekspor Indonesia ke Turki antara lain mebel jati dan rotan, parket kayu untuk lain, produk kayu, kelapa sawit, kelapa, produk makanan, daging, minyak nabati, karet, serat buatan, plastik, produk plastik, dan kerta.
Impor utama dari Turki meliputi antara lain tembakau, marmer, alat berat dan suku cadangnya, karpet, kulit, produk tekstil dan benang wol.
Indonesia akan menawarkan paket kebijakan investasi yang menarik kepada Turki untuk meningkatkan investasi Turki di Indonesia, terutama di sektor infrastruktur, teknologi, dan pengembangan energi, katanya.
Tugas mendorong kerja sama investasi dan perdagangan itu perlu kerja keras, apalagi jika menargetkan nilai perdagangan bisa mencapai lebih dari dua kali lipat dari nilai pada tahun 2008, tegasnya.
"Untungnya, keinginan untuk meningkatkan kerja sama itu bukan hanya dari pihak Indonesia saja, tapi Turki juga sangat ingin mempererat kerja sama dengan Indonesia. Insya Allah hal itu akan membantu kami dalam melaksanakan tugas guna mencapai target-target yang telah ditetapkan," Nahari mengatakan.
Dalam rangka kerja sama di bidang pariwisata, KBRI di Ankara akan mengintensifkan kunjungan misi seni budaya, memperluas promosi pariwisata Indonesia dan mendorong kerja sama dengan industri travel Turki. Selama 2007, Indonesia menerima 2.441 wisatawan Turki.
"Tugas yang juga sangat penting adalah menindaklanjuti semua MoU (Nota Kesepahaman) yang telah ditandatangani, khususnya sewaktu Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Turki Juni lalu, sehingga terlaksana dalam kegiatan yang konkret," kata Nahari, dubes wanita pertama Indonesia untuk Turki.
Presiden Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki pada 28 Juni-1 Juli 2010, yang dianggap sukses dan bersejarah mengingat kunjungan terakhir Presiden RI ke Turki adalah 25 tahun lalu.
Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Nahari Agustini adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) dan memulai karirnya sebagai diplomat Deplu sejak tahun 1984.
Nahari sebelumnya pernah menjabat sebagai atase di KBRI di Paris (Prancis), sekretaris pertama di KBRI di Bonn (Jerman) , konsul di KBRI di Tunis (Tunisia) dan Konsul Jenderal RI di Marseille, Prancis. ***4***
(T. F001/ B/A011 )
(T.F001/B/A011/A011) 23-09-2010 12:46:48
No comments:
Post a Comment