Jakarta, 2/4/1987
(ANTARA) - Kematian tiga setengah juta anak setiap tahun akibat enam
penyakit yang sebetulnya dapat dicegah dengan imunisasi merupakan suatu
tragedi dan pemborosan dalam keluarga, demikian kepala Perwakilan UNICEF
(Dana PBB untuk Anak-anak) untuk Indonesia, Daniel J. Brooks,
mengatakan Kamis.
Dalam suatu acara penjelasan mengenai Hari Kesehatan Sedunia ke 39, di kantor Departemen Kesehatan di Jakarta hari Kamis, ia mengatakan gerakan menyeluruh telah dikerahkan untuk memberantas ke enam penyakit yang meliputi tbc, diptheri, batuk rejan, tetanus, polio dan campak dengan melibatkan pemerintah dan LSM (lembaga swadaya masyarakat).
Dalam suatu acara penjelasan mengenai Hari Kesehatan Sedunia ke 39, di kantor Departemen Kesehatan di Jakarta hari Kamis, ia mengatakan gerakan menyeluruh telah dikerahkan untuk memberantas ke enam penyakit yang meliputi tbc, diptheri, batuk rejan, tetanus, polio dan campak dengan melibatkan pemerintah dan LSM (lembaga swadaya masyarakat).
"Cara yang mudah dan murah juga telah ditemukan untuk imunisasi," tambahnya dalam acara yang juga dihadiri Menteri Kesehatan Soewardjono Surjaningrat dan Perwakilan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dr. Sathianathan itu.
Namun, menurut Brooks, ada satu mata rantai yang terputus yang sering menghambat program peningkatan cakupan imunisasi ini, yaitu kesadaran orang tua para Balita sendiri akan pentingnya imunisasi bagi anak mereka.
Padahal partisipasi para orang tua merupakan kunci untuk dapat mencapai target cakupan imunisasi nasional sebesar 65 persen pada akhir Pelita V.
Dalam sidang tahun 1977, WHO menetapkan untuk mencapai imunisasi menyeluruh bagi semua anak di dunia pada tahun 1990. Hal ini berarti tinggal tiga tahun lagi sasaran itu sudah harus terwujud, sementara berbagai masalah masih banyak dihadapi terutama di negara-negara berkembang.
Cakupan imunisasi di negara berkembang, termasuk Indonesia, saat ini hanya sekitar 40 persen. Berdasarkan pertimbangan ini, Hari Kesehatan Dunia yang jatuh tanggal 7 April ini mengambil tema "Imunisasi Prasyarat Anak Sehat".
Cakupan imunisasi di Indonesia pada akhir Pelita III hanya sekitar lima persen, dan menurut data bulan November 1986 cakupan itu telah mencapai 63 persen untuk BCG, 27 persen DPT 3, 24 persen Polio 3 dan 26 persen untuk campak.
Dr. Suryanto Gunawan, Kepala Direktorat Imunisasi, mengatakan bahwa 95 persen Balita telah menerima imunisasi jika di dilihat dari segi asesibilitas, yaitu jumlah Puskemas yang menyediakan pelayanan imunisasi.
Enam vaksin Menteri Kesehatan Dr. Suwardjono Surjaningrat menegaskan bahwa bekal untuk hidup sehat harus diberikan sejak bayi.
Saat ini telah tersedia enam vaksin yang akan dijadikan alat untuk memerangi enam penyakit pembunuh bayi tahun ini.
Menteri yakin bahwa melalui jalan pintas imunisasi ini penyakit tersebut dapat diberantas, seperti halnya dengan penyakit cacar yang kini telah dinyatakan telah habis di bumi ini setelah diketemukan vaksinnya.
Pada peringatan puncak Hari Kesehatan Dunia tanggal 7 April nanti, Pemerintah Indonesia akan memberikan penghargaan pada Propinsi Jambi dan Bengkulu yang dianggap berhasil melipatgandakan cakupan imunisasi di daerah masing-masing. (TE14/14:53/B09/mb)
No comments:
Post a Comment