Jakarta,
13/3/2006 (ANTARA) - Indonesia merupakan pendukung paling setia bagi
perjuangan rakyat Palestina dalam mendapatkan kembali hak-hak politik
dan kemerdekaan dari penjajahan Israel, kata Dubes Palestina untuk
Indonesia Ribhi Y Awad.
"Rakyat Palestina menghargai komitmen rakyat dan Pemerintah Indonesia yang tetap menjadi pendukung paling setia terhadap perjuangan Palestina dari duluh hingga kini. Saya yakin, komitmen itu akan terus berlanjut sampai Palestina mendapatkan kedaulatannya sebagai negara merdeka," kata Dubes Awad kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
"Rakyat Palestina menghargai komitmen rakyat dan Pemerintah Indonesia yang tetap menjadi pendukung paling setia terhadap perjuangan Palestina dari duluh hingga kini. Saya yakin, komitmen itu akan terus berlanjut sampai Palestina mendapatkan kedaulatannya sebagai negara merdeka," kata Dubes Awad kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Israel hingga kini masih menguasai Palestina, membangun permukiman Yahudi di tanah Palestina dan membunuh rakyat dan pimpinan Palestina, kata Dubes yang segera akan mengakhiri masa tugasnya di Indonesia.
Awad memuji kebijakan Pemerintah Indonesia, yang sesuai dengan keinginan rakyat Indonesia baik yang beragama Islam maupun pemeluk agama lainnya, untuk tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel selama negara Zionis itu masih menjajah Palestina.
"Saya pikir tinggal masalah waktu bagi Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, yaitu ketika Israel menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina, menghentikan pembunuhan terhadap rakyat Palestina, dan mulai menghormati hak-hak rakyat Palestina di negara yang berdaulat," katanya.
Menurut dia, Indonesia mempunyai posisi unik sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dan pendukung kuat Palestina dalam peta konflik di Timur Tengah.
Bila Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, maka hal ini akan menjadi hadiah besar yang sebetulnya tidak pantas diperoleh oleh Israel, kata Dubes Awad, yang telah bertugas di Jakarta selama 15 tahun terakhir ini.
"Indonesia mempunyai pemimpin yang besar dan bijaksana. Saya percaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga sebagai seorang patriot dan nasionalis, akan terus memerhatikan kepentingan rakyat Indonesia. Saya berdoa agar Presiden SBY sukses," katanya.
Dukungan dan bantuan Indonesia terhadap rakyat Palestina pada umumnya, dan Kedubes Palestina di Jakarta khususnya, tidak akan pernah terlupakan, dan akan terus terkenang di hati dan pikiran, kata Dubes yang beristerikan seorang wanita Indonesia dari Manado itu.
Tanpa bantuan Indonesia, Kedubes Palestina sudah tutup sejak 12 tahun lalu ketika PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) menyatakan bangkrut dan bermaksud menutup kedubesnya di 26 negara di Asia and Afrika.
"Tetapi Pemerintah Indonesia yang ketika itu dipimpin oleh Presiden Soeharto membantu kami agar Kedubes Palestina di Jakarta tetap buka. Bantuan Indonesia tidak akan pernah kami lupakan," katanya.
Mengenai ancaman Israel untuk membunuh calon Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyeh dari kelompok Hamas yang memenangi pemilu demokratis di Palestina bulan Januari 2006 lalu, Dubes Awad berpendapat bahwa Israel tak segan-segan untuk membunuhnya, seperti yang pernah dilakukan negara Zionis tersebut pada sejumlah pimpinan Hamas sebelumnya, antara lain Syeikh Ahmed Yassin.
"Israel bisa membunuh Haniyeh. Pembunuhan sejumlah pimpinan Palestina oleh Israel merupakan bukti bahwa Israel tidak menginginkan perdamaian, karena pembunuhan itu akan terus memicu perlawanan rakyat Palestina, termasuk melalui bom-bom bunuh diri," katanya. (t/f001) (T.F001/C/I011/I011) 13-03-2006 17:31:11
No comments:
Post a Comment