Thursday, July 25, 1996

UNEP: PEMBANGUNAN EKONOMI MEMAKAN SUMBER ALAM

    Beijing, 25/7/1996 (ANTARA) - Pembangunan ekonomi "memakan" sumber alam dengan cepat dan dalam jumlah besar, kata Dr. Suvit Yodmani, Direktur Regional Asia Pasifik dari badan lingkungan hidup PBB (UNEP) di Beijing, hari Kamis.
        Dampak pembangunan tersebut, menurut Suvit, juga merupakan tugas dan tanggungjawab media massa untuk menyadarkan masyarakat akan perlunya pembangunan berwawasan lingkungan.

        "Sejalan dengan cepatnya pembangunan, banyak negara mulai menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi memakan sumber alam mereka dalam jumlah besar dan tempo cepat," tambahnya pada seminar reportase untuk pembangunan berwawasan lingkungan tersebut (Reporting for Sustainable Development in Asia Pacific) yang berlangsung 23-25 Juli.
        Seminar ini diikuti para pimpinan publikasi atau media yang menyiarkan berita-berita lingkungan hidup antara lain dari Indonesia, Malaysia, India, Srilanka, Thailand, Filipina, Fiji, Kamboja, Laos, Australia dan tuan rumah Republik Rakyat China.
        Indonesia sendiri diwakili penerbitan Warta Bumi (edisi Inggrisnya Earth Wire) yang diterbitkan LKBN ANTARA.
        Program tersebut disponsori oleh UNEP bekerjasama dengan Pemerintah RRC serta Badan Kerjasama Internasional Korea (KOICA).
        Lokakarya ini merupakan salah satu dari perwujudan rekomendasi yang tercakup dalam "Strategi Komunikasi dan Informasi Lingkungan untuk Asia dan Pasifik 1995-2000".
        Suvit, yang berbicara saat menutup seminar, mengatakan bahwa media massa kini harus memberikan banyak perhatian pada masalah tersebut.
        Sementara itu Wakil Ketua Pelaksanan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Nasional China (NEPA), Zhang Kunmin, mengakui bahwa berita terbesar di Asia Pasifik adalah berita mengenai lingkungan hidup dan pembangunan.
        "Meluasnya polusi menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan masa depan mereka sehingga media massa memikul tanggungjawab untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat mengenai cara menanggulangi pencemaran," ujarnya.
        Seorang koresponden senior sebuah majalah berita internasional di Beijing membenarkan adanya peningkatan pemberitaan mengenai masalah lingkungan hidup di China karena masyarakat setempat menghendakinya.
        "Pelanggaran seringkali dibeberkan. Kecenderungan itu tampaknya akan meningkat sejalan dengan kenaikan tingkat polusi," kata koresponden tersebut.
        Peserta lokakarya sepakat mengenai pentingnya ditingkatkannya pelatihan bagi wartawan, memanfaatkan teknologi baru dan mengembangkan produk informasi yang menguntungkan. (U.KL05/LN03/25/07/96 21:14)

No comments:

Post a Comment