Thursday, September 26, 1996

Direktur UNESCO: Jangan Biarkan Sampah Jakarta Kotori Pulau Seribu


   Jakarta, 26/9/1996 (ANTARA) - Direktur Organisasi Pendidikan, Iptek dan Kebudayaan PBB (UNESCO) Jakarta, Prof. Stephen Hill, mengimbau masyarakat untuk menangani sampah di Jakarta agar tak mencemari Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu.
        "Menangani sampah yang kita hasilkan tak perlu harus dilakukan oleh pemerintah dengan dana yang sangat besar. Namun bisa ditangani oleh kalian, teman-teman, masyarakat Jakarta. dengan membantu menutup kran sampah. Jangan membuang sampah di sembarang tempat atau selokan," katanya di Jakarta, Kamis.

        Di depan para murid dan guru SMAN 34, Pondok Labu, pada acara Kampanye Lingkungan Bersih, ia berharap agar kampanye tersebut dapat berkembang menjadi gerakan nasional untuk kebersihan di Indonesia.
        "Yang jelas kami merencanakan membuat kegiatan ini menjadi sebuah kampanye yang setidaknya dapat membantu membersihkan perairan di Kepulauan Seribu, termasuk Teluk Jakarta," ujar Stephen Hill, yang juga bertanggung jawab untuk tugas serupa di 13 negara lainnya, termasuk Australia, Filipina, Jepang, dan China.
        Kampanye kebersihan itu dilancarkan sehubungan dengan merosotnya kondisi lingkungan di Kepulauan Seribu, seperti yang ditunjukkan oleh hasil survei yang dilakukan oleh UNESCO dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 1995.
        Menurut dia, salah satu faktor utama yang menyebabkan kerusakan terumbu karang di Kepulauan Seribu adalah banyaknya sampah yang diperkirakan berasal dari daratan Jakarta.
        "Kondisi terumbu karang di Kepulauan Seribu sudah sangat mengkhawatirkan dan perlu segera mendapat uluran tangan untuk mengelolanya," ujar Dr. Soekarno, pakar terumbu karang dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI, pada kampanye yang juga dihadiri antara lain oleh Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof.Dr.W.P.Napitupulu, serta Kepala Sekolah SMAN 34, Drs. Wasis Ekyono.
        Kampanye yang melibatkan murid-murid SMA tersebut diselenggarakan oleh UNESCO bekerjasama dengan LSM Mitra Bahari dan Kirai, serta jaringan pemberitaan lingkungan hidup LKBN ANTARA, "Warta Bumi".
        Kegiatan kampanye tersebut antara lain berupa demonstrasi membuat kompos dari sampah organik dan pemilahan sampah menurut jenisnya seperti sampah plastik, logam dan kaca untuk mempermudah proses daur ulang.

        Dalam usaha memasyarakatkan penanganan sampah yang efektif dan berhasilguna, UNESCO Jakarta telah menawarkan pelatihan pembuatan kompos dari sampah organik bagi masyarakat yang berminat secara cuma-cuma.

        UNESCO juga mengingatkan bahwa daur ulang memang baik, namun bukan cara yang terbaik untuk menangani sampah. Karena itu Badan PBB ini mengimbau para murid agar mengurangi pemakaian barang-barang yang menghasilkan sampah sebagai cara terbaik untuk memerangi sampah. (T/ri4/EL01/26/09/96 18:14/RU1)

No comments:

Post a Comment