Jakarta, 18/7/2012 (ANTARA) -Pemandangan alam
Iran terlihat gersang dan dikelilingi gunung bebatuan dari atas pesawat yang
akan mendarat di Teheran. Namun ternyata ibu kota Iran itu menyimpan kejutan
bagi para pendatang.
Teheran
merupakan kota dengan peradaban yang sangat tua dan budaya yang kaya. Menurut
salah satu versi sejarah, kota ini pertama kali didirikan oleh raja pertama
Iran, Houshang, pada tahun 4000 SM.
Di
abad modern ini, Teheran dikenal sebagai kota yang memiliki sejumlah museum
menarik, taman-taman cantik, dan beberapa makam tokoh
Muslim yang dianggap suci. Jalan-jalan di Teheran mengingatkan orang akan kota
San Fransisco di AS karena sama-sama naik turun.
Jumlah
penduduknya bisa mencapai 12 hingga 13 juta pada jam-jam
kerja. Namun, bila pekerja atau pendatang dari kota sekitarnya tidak
dihitung, Teheran dihuni oleh sekitar delapan juta orang.
Dubes Indonesia untuk Iran Dian Wirengjurit menjelaskan Teheran
merupakan kota yang cantik dan memiliki sekitar 800 taman dari yang kecil
hingga besar.
"Teheran
itu sangat cantik dan punya banyak taman", ujar Dubes Dian kepada
wartawati dari ANTARA dan Republika di Teheran baru-baru ini.
Cintai keluarga
Menurut Iman Rappetti, wartawati dari Afrika Selatan, rakyat Iran cinta pada keluarga .Karena itu mereka membangun banyak taman sebagai tempat mereka bercengkerama dan bersantai.
"Mereka mempunyai taman-taman yang indah, karena mereka mencintai
keluarga", ujar Iman, yang pernah belajar agama di Qom dan Teheran selama
sekitar dua tahun.
Hal itu dibenarkan oleh Ali Rahmani, seorang pegawai negeri Iran, yang mengaku dia dan keluarga berekreasi di taman setiap hari Jum¿at, dengan membawa makanan dan minuman.
Hal itu dibenarkan oleh Ali Rahmani, seorang pegawai negeri Iran, yang mengaku dia dan keluarga berekreasi di taman setiap hari Jum¿at, dengan membawa makanan dan minuman.
Taman-taman di Teheran antara lain Saei Park, Gheytarieh Park,
Jahan-e Kudak Park, Shatranj Park, Park-e Shahr (Taman Kota),
Lavizan Forest Park, dan Varjeen Protected Natural Habitat.
Taman
Saei yang dirancang oleh insinyur Karim Saei sekitar 92 tahun lalu adalah
sebuah taman yang sangat besar dan indah. Taman ini dilengkapi dengan beberapa
jenis binatang seperti burung merak berwarna biru keunguan dan putih, kalkun,
kura-kura, penyu,beberapa jenis burung dan ayam.
Di
sana-sini tampak beberapa keluarga yang duduk di rumput sambil makan dan minum,
sementara anak-anak mereka bermain sambil berlarian.
Di taman yang terletak di jalan Raya Valiasr, tengah kota Teheran
itu, cukup banyak pula pasangan sejoli, baik yang sudah berstatus suami isteri,
tunangan atau pacaran, yang menikmati pepohonan hijau sambil bersantai di taman
ini.
Khalil
Muhammadian, kakek yang berusia lebih dari 70 tahun, mengatakan dia sering
datang bersama cucunya ke taman yang indah ini. Sebagaimana pada
umumnya pria Iran lainnya, Khalil cukup ramah dan menawarkan kepada wartawati
dari Pakistan dan Indonesia untuk makan dan minum bersama dirinya yang datang
berekreasi bersama calon isiterinya dan seorang cucu lelaki.
"Mudah-mudahan kami akan menikah dua atau tiga bulan lagi," ujar
kakek yang bersemangat memperkenalkan pasangannya yang usianya jauh lebih muda
darinya itu.
Walau tawaran makanan kakek tersebut sudah ditolak dengan halus, kakek ini
tetap bersikeras mengutus calon isterinya untuk menyodorkan permen berbumbu
khas Iran kepada wartawati Pakistan dan Indonesia.
Di
dekat taman tersebut terdapat beberapa hotel berbintang empat yang menjadi
langganan tamu pemerintah Iran maupun KBRI karena letaknya memang tak jauh dari
KBRI, atau sekitar 20 menit jalan kaki.
Imrani, wartawati dari Pakistan, mengaku bahwa baginya, taman Saei merupakan
taman yang paling indah yang pernah dia kunjungi sejauh ini.
"Taman yang terbaik yang pernah saya lihat sejauh ini. Saya suka karena
alamnya indah dan ada hewan-hewannya," katanya.
Park-e Shahr atau Taman Kota, merupakan taman tertua di Teheran, dan dikenal
pula sebagai taman untuk orang-orang tua atau para pensiunan bersantai.
Memang taman seluas 26 hektare ini banyak dikunjungi oleh orang-orang berusia
sangat lanjut, khususnya para kakek, hanya sedikit tampak pasangan kakek-nenek
yang terlihat di taman ini, ketika rombongan wartawan asing berkunjung ke
Museum Perdamaian yang terletak di bagian depan taman tersebut.
Para
kakek ini ada yang duduk sendirian dan ada pula yang bergerombol sambil
mengobrol. Taman ini dilengkapi dengan kolam ikan dan beberapa jenis burung.
Tempat hijau dan sejuk lainnya yang juga menjadi favorit keluarga Iran untuk
berekreasi adalah Komplek Kebudayaan dan Sejarah Saadabad, yang dulu merupakan
komplek istana Reza Shah Pahlevi mau pun dinasti sebelumnya.
Komplek istana ini luasnya 110 hektare dan terletak di kaki bukit Tochal dan
Darband yang selalu asri, hijau dan sejuk termasuk di musim panas
dengan suhu yang mencapai lebih dari 45 derajat C pada awal Juli ini.
Pada
zaman dinasti Qajar (1794-1925), tempat ini digunakan sebagai istana
musim panas bagi keluarga kerajaan. Dan setelah
kudeta pada 1921 oleh Pahlevi, tempat ini diperluas
dengan tambahan beberapa taman baru, dan menjadi tempat tinggal musim panas
bagi raja-raja dinasi Pahlevi (1925-1979), Shah Reza, Mohammad Reza Shah, dan
keluarga mereka.
18
istana, baik yang kecil mau un yang besar, dibangun pada era Pahlevi. Sejak
Revolusi 1979, komplek istana ini diubah menjadi museum, antara lain Museum
Taman, Museum Istana Mellat, Museum Istana
Hijau dan Museum Seni.
Hijau dan Museum Seni.
Dengan
kerja keras, tekad dan kecintaan pada keluarga dan warga Teheran pada umumnya,
pemerintah Iran berhasil menyulap tanah gersang dan gunung bebatuan menjadi
kota yang memiliki banyak taman indah, sehingga menjadikan kota Teheran ramah
pada penduduk dan lingkungannya.
(T.
F001/ b/a011 )
No comments:
Post a Comment