Jakarta, 24/8/1992
(ANTARA) - Dubes Palestina untuk Indonesia Ribhi Awad mengharapkan
negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) yang kaya agar membantu
anggota GNB yang lebih miskin guna mengurangi kesenjangan dalam tubuh
GNB.
"Mari mulai dari bidang ekonomi dahulu. Solidaritas GNB tidak akan ada gunanya bila negara-negara yang kaya tidak membantu saudara- saudaranya yang menderita karena kelaparan, penyakit dan penjajahan," Dubes Awad mengatakan kepada ANTARA dan Kompas di Jakarta,Senin.
"Mari mulai dari bidang ekonomi dahulu. Solidaritas GNB tidak akan ada gunanya bila negara-negara yang kaya tidak membantu saudara- saudaranya yang menderita karena kelaparan, penyakit dan penjajahan," Dubes Awad mengatakan kepada ANTARA dan Kompas di Jakarta,Senin.
Dalam kaitan itu, pembentukan sebuah dana pembangunan akan memberikan esensi kepada GNB, kata Dubes yang menyerahkan surat-surat kepercayaannya kepada Presiden Soeharto Sabtu lalu.
Setelah robohnya Uni Soviet, kini terdapat gejala baru yaitu munculnya kutub unilateral yang berbahaya bagi perdamaian dunia, katanya.
GNB dapat mencegah dominasi oleh satu negara adidaya antara lain dengan melakukan restrukturisasi PBB khususnya Dewan Keamanan yang sering digunakan oleh AS dan sekutu-sekutunya untuk kepentingan mereka sendiri, kata Awad.
Namun sebelumnya GNB perlu membenahi diri dengan menyelesaikan masalah-masalah dalam GNB dan menghentikan perselisihan di antara negara-negara anggotanya, tegas Dubes.
Dubes yakin GNB dibawah kepemimpin Presiden Soeharto dan dengan pengalaman Bangsa Indonesia, GNB berhasil melaksanakan cita-citanya.
Keputusan GNB untuk memberi prioritas masalah ekonomi, menurut Dubes, sangat baik dan seusai dengan kepentingan rakyat negara-negara Non-Blok.
Ia juga mengatakan, isu Palestina merupakan masalah politik yang penting dan karena itu masalah ini akan tetap dibahas dalam KTT.
Dubes mengharapkan GNB terus memperkuat solidaritas dan membantu rakyat Palestina. "Solidaritas dan bantuan GNB yang mewakili tiga perempat rakyat dunia merupakan dukungan moral yang sangat berarti terutama bagi rakyat Palestina di daerah pendudukan," jelasnya.
Di KTT GNB ke 10, Presiden Yasser Arafat akan memimpin delegasi Palestina yang antara lain terdiri dari Menteri Luar Negeri Farouk Kadoumi, Dubes untuk PBB Nasir Al-Qudwa dan Dubes Ribhi Awad.
"Saya merasa senang ditugaskan di sini dan berharap agar hubungan bilateral Indonesia dan Palestina dapat ditingkatkan," demikian Dubes.
Ribhi Awad, yang lahir di Yerusalam tahun 1940, pernah bertugas sebagai utusan Palestina di Finlandia, Kenya dan beberapa negara Arab.(t/tn01/dn11/92-08-24-20:44)
No comments:
Post a Comment