Jakarta, 21/9/1994
(ANTARA) - Faktor ekonomi dalam negeri, khususnya berasal dari investasi
swasta dan peningkatan konsumsi, merupakan pendorong utama pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang makin meningkat, kata Gubernur Bank Indonesia
(BI) Soedradjad Djiwandono di Jakarta, Rabu.
Ia berpendapat bahwa perekonomian Indonesia pada delapan bulan pertama 1994 lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu, walaupun Indonesia masih menghadapi masalah seperti kasus Bapindo, masalah utang, perbankan dan manajemen moneter.
Pada acara Indonesian Executive
Circle (IEC) yang diketuai oleh Ir. Handjojo Nitimihardjo, yang juga
Pemimpin Umum LKBN ANTARA, Soedradjad menjelaskan bahwa investasi dalam
negeri akhir-akhir ini melonjak dan peningkatan kegiatan ekonomi yang
semula hanya di sektor real estate kini menjalar ke sektor lainnya
seperti produksi, perdagangan, transportasi dan komunikasi. Ia berpendapat bahwa perekonomian Indonesia pada delapan bulan pertama 1994 lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu, walaupun Indonesia masih menghadapi masalah seperti kasus Bapindo, masalah utang, perbankan dan manajemen moneter.
Penurunan tingkat suku bunga yang terjadi pada 1993 dan awal 1994 juga merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi tersebut, katanya pula pada acara yang dihadiri antara lain para diplomat asing dan Indonesia, pejabat pemerintah, pengusaha dan wartawan.
Sebaliknya, pemasukan yang bergantung pada faktor luar seperti ekspor non-minyak/gas, khususnya tekstil, justru menurun pada saat perekonomian Indonesia mulai membaik pada pertengahan 1993.
Penurunan ekspor tersebut antara lain disebabkan makin ketatnya persaingan internasional, menurunnya harga tekstil dan meningkatnya permintaan dalam negeri akan barang-barang yang sebelumnya diperuntukkan ekspor.
Faktor lain, menurut Gubernur BI, adalah tidak meratanya perbaikan perekonomian dunia karena masih ada sebagian negara yang masih berjuang memulihkan perekonomian mereka.
Menurut dia, defisit transaksi berjalan kini juga tinggi akibat meningkatnya nilai impor non-migas.
Walau masih menghadapi sejumlah masalah, ia yakin perekonomian Indonesia akan terus membaik karena pemerintah telah menjalankan kebijakan-kebijakan yang tepat.
Di sektor riil misalnya, pemerintah akan terus melanjutkan langkah-langkah deregulasi dengan tujuan membuat perekonomian Indonesia lebih efisien.
"Dengan mempertahankan stabilitas ekonomi makro, saya optimis bahwa proses pembangungan yang berkelanjutan akan terus berjalan di tahun- tahun mendatang. Kondisi semacam ini merupakan fondasi penting bagi sebuah lingkungan usaha yang menggairahkan," ujar Soedradjad, yang pernah menjabat sebagai menteri muda perdagangan.
Penampilan sektor moneter dan perbankan juga makin membaik, khususnya sejak dikeluarkannya Kebijakan Perbankan Mei 1993, katanya.
Ia optimis, perekonomian Indonesia akan terus meningkat dan diharapkan tahun ini dapat dicapai angka pertumbuhan yang lebih tinggi.
Namun untuk mempertahankan laju pertumbuhan itu, pemerintah, pengusaha dan semua pihak harus selalu waspada, demikian gubernur BI. (T-RI4/21/09/94 16:24/EU01/B/21/09/94 16:24/RU1/19:02)
No comments:
Post a Comment