Jakarta, 6/2/1996
(ANTARA) - Deutsche Forschungsgemeinschaft (DFG), sebuah organisasi ilmu
pengetahuan di Jerman, sedang mempertimbangkan kemungkinan menjadikan
Dewan Riset Nasional sebagai mitranya di Indonesia.
"Kami merencanakan untuk membahas lebih jauh tentang hal ini. Menteri Habibie menyarankan agar kami memilih DRN sebagai mitra kami disini," ujar Prof Burkhart Muller, sekretaris Jenderal DFG, kepada wartawan di kedubes Jerman, Selasa.
"Kami merencanakan untuk membahas lebih jauh tentang hal ini. Menteri Habibie menyarankan agar kami memilih DRN sebagai mitra kami disini," ujar Prof Burkhart Muller, sekretaris Jenderal DFG, kepada wartawan di kedubes Jerman, Selasa.
Prof Muller sedang mengadakan kunjungan selama seminggu di Indonesia dalam rangka mencari mitra DFG di Indonesia. Ia antara lain mengadakan pembicaraan dengan Menristek Prof. BJ Habibie, Mendikbud Wardiman Djojonegoro dan rektor Universitas Indonesia serta UGM di Yogyakarta.
Didirikan tahun 1920, DFG mempunyai anggaran sebesar 2 milyar DM setiap tahun, yang sebagian besar berasal dari Pemerintah Jerman, untuk membiaya berbagai riset ilmiah baik di Jerman maupun negara lainnya.
DFG juga mendorong pertukaran ilmuwan, terutama yang berusia muda, antar negara dan bermaksud untuk mempererat hubungan akademis antara Jerman dan negara lainnya.
Mitra DFG diharapkan dapat membantu memperlancar koordinasi kegiatan riset dan pertukaran ilmuwan yang mendapat bantuan keuangan dari DFG. Saat ini DFG telah memiliki mitra antara lain di Thailand, Mesir, RRC, Taiwan, Kanada, Sepanyol, Bolivia dan Australia.
Prof. Muller dalam pertemuannya dengan Menteri Habibie menyampaikan harapannya agar jumlah pelajar yang menuntut ilmu di Jerman dapat ditingkatkan.
Sementara Habibie mengharapkan agar lebih banyak lagi ilmuwan Jerman datang ke Indonesia untuk melakukan kerjasama.
Ilmuwan
DFG telah mengirim sekitar 4.000 ilmuwan Jerman ke luar negeri serta mengundang 4.000 ilmuwan non-Jerman untuk mengikuti lokakarya internasional di Jerman.
"Perhatian utama kami adalah kerjasama ilmiah, yang merupakan salah satu unsur penting bagi terciptanya perdamaian internasional," ujar Muller.
Menurut Dieter Lamle, Indonesia saat ini memiliki lima orang menteri alumni Jerman. Sementara jumlah pelajar yang menuntut ilmu di Jerman diperkirakan berjumlah 2300 orang, menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya yang mencapai hingga 3500 orang pada tahun-tahun sebelumnya. (T.RI4/B/DN06/20:22/RE2)
No comments:
Post a Comment