Thursday, December 16, 1993

KTT BERTEKAD CAPAI TUJUAN EFA MENJELANG TAHUN 2000

     New Delhi, 16/12/1993 (ANTARA) - Sembilan negara berpenduduk padat pada akhir KTT Pendidikan Untuk Semua (Education for All-EFA) di New Delhi, Kamis sore, mengeluarkan Deklarasi Delhi yang antara lain mengutarakan tekad mereka untuk mencapai tujuan EFA menjelang tahun 2000 atau pada waktu yang paling tepat.
        Mereka berjanji untuk menjamin tempat bagi setiap anak di sekolah atau program pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya sehingga tidak seorang anak pun yang tidak memperoleh pendidikan karena kekurangan guru, bahan belajar atau ruangan yang memadai.
        Dalam Deklarasi yang ditanda tangani Presiden Soeharto sebagai kepala negara Indonesia, Perdana Menteri India P.V. Narasimha Rao serta utusan kepala negara lain dari Bangladesh, Brazil, Meksiko, Nigeria, Mesir, Pakistan dan Cina juga sepakat untuk memperluas program pemberantasan buta huruf dan pendidikan orang dewasa.
        Untuk mewujudkan tujuan program tersebut, mereka mengajak lembaga keuangan internasional untuk mengakui pendidikan sebagai suatu investasi yang penting tanpa mengenakan "batas atas" (ceilings) yang sudah ditetapkan terlebih dahulu terhadap investasi sejenis.
        Lembaga-lembaga tersebut diimbau untuk mengembangkan suatu lingkungan internasional yang memungkinkan negara melanjutkan pembangunan sosio-ekonominya.

        Wakil UNESCO dalam konperensi pers seusai penutupan KTT menjelaskana bahwa beberapa organisasi donor telah menyatakan kesediaannya untuk membantu program EFA.

        Sementara pejabat UNICEF menjelaskan bahwa selama ini kesembilan negara tersebut mengeluarkan biaya sekitar lima milyar dolar untuk program EFA, dan 98 persen di antaranya atas biaya sendiri, sementara sisanya berasal dari bantuan organisasi donor.

        Kesembilan negara yang berpenduduk lebih dari separuh populasi dunia itu juga mengajak mitra kerja internasional untuk meningkatkan dukungan mereka secara nyata terhadap usaha-usaha menibngkatkan kemampuan nasional mereka dalam memperluas dan memperbaiki pelayanan pendidikan dasar.

        Perbedaan jenis kelamin

        Program EFA juga meliputi usaha untuk menghilangkan perbedaan kesempatan untuk pendidikan dasar yang timbul dari jenis kelamin, umur, pendapatan, keluarga, kebudayaan, suku bangsa dan perbedaan bahasa serta geografis.

        Peserta KTT berjanji untuk meletakkan pembangunan manusia pada prioritas tertinggi di dalam semua tindakan dan memperbaiki sumber daya yang ada untuk memperbaiki pendidikan.

        Deklarasi tersebut juga menyatakan tekad peserta KTT untuk mengerahkan semua sektor masyarakat ke arah pendidikan untuk semua dan melakukan penilaian kemajuan kami di tingkat di tingkat nasional serta membagikan pengalaman antara mereka dan masyarakat dunia.

        "Aspirasi dan tujuan pembangunan negara-negara kami hanya akan terpenuhi jika terjamin pendidikan untuk semua rakyat kami, hak yang dijanjikan baik oleh Deklarasi Dunia tentang hak perundang-undangan yang berlaku di negara kami," tegas peserta KTT yang disponsori UNESCO, UNICEF dan UNFPA.

        Setelah sekretaris jenderal konperensi membacakan isi deklarasi, Presiden Soeharto sebagai Kepala Negara tamu satu-satunya dalam KTT itu, menyatakan setuju dan menerima Deklarasi Delhi. Pernyataan Presiden tersebut didukung oleh wakil perdana menteri Cina serta negara-negara lainnya.

        KTT satu hari yang didahului oleh pertemuan pra-KTT tiga hari itu, ditutup resmi oleh PM India, Narashimha Rao.

        Dalam pertemuan pra-KTT tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Mendikbud Wardiman Djojonegoro.

        Presiden Soeharto dan anggota rombongan, Mensesneg Moerdiono dan Menlu Ali Alatas, dijadwalkan meninggalkan New Delhi menuju Jakarta, Jumat. (U-RI4/PU01/DN02/17/12/93 01:06/RU6/01:10)

No comments:

Post a Comment