Yogyakarta, 8/8/2005 (ANTARA) - Indonesia dan Yaman sepakat untuk
meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi mengingat nilai perdagangan kedua
negara tersebut hingga kini masih di bawah potensi yang dimiliki.
"Neraca perdagangan Indonesia-Yaman pada 2004 mencapai 64 juta dolar AS, turun dibanding 73,9 juta dolar AS pada 2000. Nilai itu tidak mencerminkan potensi di bidang ekonomi dan perdagangan yang dimiliki oleh kedua negara," kata Direktur Jenderal untuk Asia, Pasifik dan Afrika, Departemen Luar Negeri RI Herijanto Soeprapto ketika membuka pertemuan tingkat pejabat tinggi (SOM) pada Sidang ke-1 Komisi Bersama Indonesia-Yaman, di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, pengusaha swasta dari Indonesia dan Yaman harus menjadi motor penggerak untuk meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi tersebut.
Indonesia selama ini menikmati surplus dalam perdagangan dengan Yaman. Pada 2004, ekspor Indonesia ke Yaman mencapai 63,8 juta dolar AS, dan nilai impornya dari Yaman hanya 0,22 juta dolar AS. Produk yang diekspor ke negara Timur Tengah tersebut antara lain kayu lapis, tekstil, pakaian jadi, dan barang elektronik.
Wakil Menteri Urusan Kerjasama Internasional, Kementerian Perencanaan dan Kerjasama Internasional Yaman Hisham Sharaf yang memimpin delegasi negaranya dalam pertemuan tingkat SOM yang berlangsung 8-9 Agustus itu, mengatakan negaranya mengundang pengusaha Indonesia untuk menanamkan modal di Yaman.
"Kami datang sekarang dengan membawa sejumlah pengusaha swasta untuk melihat potensi Indonesia, sehingga kita bisa meningkatkan nilai perdagangan kita. Kami harap lebih banyak pengusaha Indonesia yang bersedia investasi di negara kami," kata Hisham.
Delegasi Yaman dalam Sidang Komisi Bersama tersebut antara lain terdiri dari wakil ketua Kamar Dagang Sana'a, Sekretaris Jenderal Dewan Ekspor (Kementerian Perdagangan dan Industri), dan sejumlah pengusaha yang bergerak di bidang usaha pangan, barang elektronik dan obat.
Sidang itu antara lain membahas masalah kerjasama bilateral di bidang investasi, industri, perdagangan, perbankan, pertanian, informasi, pendidikan, kesehatan, transportasi dan kebudayaan.
Saat ini terdapat sekitar 800 pelajar Indonesia yang sedang belajar ilmu tentang Islam dan bahasa Arab di Yaman. Mengingat sebagian besar pelajar tersebut mendapat beasiswa dari sekolah swasta di Yaman dan sering kali tanpa melalui izin dari pihak pemerintah, maka pemerintah Indonesia dan Yaman sepakat bahwa pengiriman pelajar Indonesia ke Yaman harus melalui prosedur dengan memperoleh izin dari Departemen Pendidikan atau Departemen Agama terlebih dulu.
Dalam Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia - Yaman direncanakan ditandatangani beberapa Nota Persepahaman (MoU) antara lain MoU pertukaran berita antara LKBN ANTARA dengan kantor berita Yaman, SABA, antara Otoritas Pengembangan Industri Batam dengan Kawasan Perdagangan Bebas Aden, Yaman tentang Kerjasama Zona Bebas, dan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Yaman tentang kerjasama sektor kesehatan.
SKB tingkat SOM akan dilanjutkan dengan pertemuan tingkat direktur jenderal dan pertemuan tingkat menteri pada 10 Agustus yang akan membahas upaya peningkatan hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi, peningkatan kerjasama teknik, serta perluasan kerjasama di bidang pendidikan, industri, energi, kebudayaan, pariwisata, HAM dan pemberdayaan perempuan. (U.F001*N002/YKT1/5:24 PM 8/8/05)
"Neraca perdagangan Indonesia-Yaman pada 2004 mencapai 64 juta dolar AS, turun dibanding 73,9 juta dolar AS pada 2000. Nilai itu tidak mencerminkan potensi di bidang ekonomi dan perdagangan yang dimiliki oleh kedua negara," kata Direktur Jenderal untuk Asia, Pasifik dan Afrika, Departemen Luar Negeri RI Herijanto Soeprapto ketika membuka pertemuan tingkat pejabat tinggi (SOM) pada Sidang ke-1 Komisi Bersama Indonesia-Yaman, di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, pengusaha swasta dari Indonesia dan Yaman harus menjadi motor penggerak untuk meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi tersebut.
Indonesia selama ini menikmati surplus dalam perdagangan dengan Yaman. Pada 2004, ekspor Indonesia ke Yaman mencapai 63,8 juta dolar AS, dan nilai impornya dari Yaman hanya 0,22 juta dolar AS. Produk yang diekspor ke negara Timur Tengah tersebut antara lain kayu lapis, tekstil, pakaian jadi, dan barang elektronik.
Wakil Menteri Urusan Kerjasama Internasional, Kementerian Perencanaan dan Kerjasama Internasional Yaman Hisham Sharaf yang memimpin delegasi negaranya dalam pertemuan tingkat SOM yang berlangsung 8-9 Agustus itu, mengatakan negaranya mengundang pengusaha Indonesia untuk menanamkan modal di Yaman.
"Kami datang sekarang dengan membawa sejumlah pengusaha swasta untuk melihat potensi Indonesia, sehingga kita bisa meningkatkan nilai perdagangan kita. Kami harap lebih banyak pengusaha Indonesia yang bersedia investasi di negara kami," kata Hisham.
Delegasi Yaman dalam Sidang Komisi Bersama tersebut antara lain terdiri dari wakil ketua Kamar Dagang Sana'a, Sekretaris Jenderal Dewan Ekspor (Kementerian Perdagangan dan Industri), dan sejumlah pengusaha yang bergerak di bidang usaha pangan, barang elektronik dan obat.
Sidang itu antara lain membahas masalah kerjasama bilateral di bidang investasi, industri, perdagangan, perbankan, pertanian, informasi, pendidikan, kesehatan, transportasi dan kebudayaan.
Saat ini terdapat sekitar 800 pelajar Indonesia yang sedang belajar ilmu tentang Islam dan bahasa Arab di Yaman. Mengingat sebagian besar pelajar tersebut mendapat beasiswa dari sekolah swasta di Yaman dan sering kali tanpa melalui izin dari pihak pemerintah, maka pemerintah Indonesia dan Yaman sepakat bahwa pengiriman pelajar Indonesia ke Yaman harus melalui prosedur dengan memperoleh izin dari Departemen Pendidikan atau Departemen Agama terlebih dulu.
Dalam Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia - Yaman direncanakan ditandatangani beberapa Nota Persepahaman (MoU) antara lain MoU pertukaran berita antara LKBN ANTARA dengan kantor berita Yaman, SABA, antara Otoritas Pengembangan Industri Batam dengan Kawasan Perdagangan Bebas Aden, Yaman tentang Kerjasama Zona Bebas, dan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Yaman tentang kerjasama sektor kesehatan.
SKB tingkat SOM akan dilanjutkan dengan pertemuan tingkat direktur jenderal dan pertemuan tingkat menteri pada 10 Agustus yang akan membahas upaya peningkatan hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi, peningkatan kerjasama teknik, serta perluasan kerjasama di bidang pendidikan, industri, energi, kebudayaan, pariwisata, HAM dan pemberdayaan perempuan. (U.F001*N002/YKT1/5:24 PM 8/8/05)
No comments:
Post a Comment