Yogyakarta, 9/8/2005 (ANTARA) - Indonesia dan Yaman sepakat untuk
meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan dengan melaksanakan program
pertukaran mahasiwa tingkat master dan doktoral bidang sosial dan ekonomi.
"Dengan program itu, Yaman meminta Indonesia menyediakan fasilitas beasiswa bagi sejumlah mahasiswa dari negara tersebut untuk belajar ilmu ekonomi dan sosial di universitas di Indonesia, dan begitu juga sebaliknya," kata Deputi Direktur Direktorat Urusan Timur Tengah, Departemen Luar Negeri, Andhika Bambang Supeno, di sela Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia-Yaman di Yogyakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, berdasarkan kesepakatan yang diharapkan dapat dilaksanakan mulai tahun depan itu, Indonesia akan mengirim sejumlah mahasiswa tingkat master dan doktoral untuk belajar ilmu sosial di Yaman.
Pembiayaan program pendidikan tersebut akan dilakukan pihak ketiga yang meliputi lembaga internasional seperti UNESCO atau UNDP dan negara donor seperti Jepang.
Beasiswa untuk mahasiswa Yaman, kata dia, akan dimasukkan dalam skema South-south Cooperation yang meliputi negara anggota Gerakan Non Blok (GNB).
Ia menambahkan kesepakatan tersebut tidak dibuat dalam bentuk MoU tersendiri, melainkan akan dimasukkan sebagai program dalam salah satu MoU yang akan ditandatangani dalam pertemuan tingkat menteri 10 Agustus.
Menyinggung tentang pendidikan agama, ia mengatakan, masalah tersebut telah dimasukkan dalam kesepakatan di bidang agama yang ditandatangani pada 2003, tetapi hingga kini belum diimplementasikan karena sejumlah kendala yang dihadapi.
Namun, pengiriman mahasiswa bidang agama juga akan dilakukan melalui kerjasama antara pemerintah kedua negara. Melalui kerjasama itu, Yaman akan merekomendasikan universitas atau pondok pesantren yang telah terakreditasi sebagai tempat mahasiswa Indonesia belajar agama Islam di negara tersebut.
Melalui Departemen Agama, Indonesia juga mengirim sejumlah pelajar untuk mengikuti kursus singkat selama tiga bulan tentang agama Islam di negara itu.
Pada kesempatan itu, Andhika mengatakan Yaman juga meminta Indonesia untuk mengirim sejumlah dokter spesialis terutama bidang penyakit dalam ke Yaman untuk memberikan 'medical advise' dan pelatihan kepada dokter di rumah sakit negara tersebut, karena Indonesia dinilai memiliki kemampuan lebih baik di bidang kedokteran. (U.N002*F001/B/M008/C/YKT1/3:24 PM 8/9/05)
"Dengan program itu, Yaman meminta Indonesia menyediakan fasilitas beasiswa bagi sejumlah mahasiswa dari negara tersebut untuk belajar ilmu ekonomi dan sosial di universitas di Indonesia, dan begitu juga sebaliknya," kata Deputi Direktur Direktorat Urusan Timur Tengah, Departemen Luar Negeri, Andhika Bambang Supeno, di sela Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia-Yaman di Yogyakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, berdasarkan kesepakatan yang diharapkan dapat dilaksanakan mulai tahun depan itu, Indonesia akan mengirim sejumlah mahasiswa tingkat master dan doktoral untuk belajar ilmu sosial di Yaman.
Pembiayaan program pendidikan tersebut akan dilakukan pihak ketiga yang meliputi lembaga internasional seperti UNESCO atau UNDP dan negara donor seperti Jepang.
Beasiswa untuk mahasiswa Yaman, kata dia, akan dimasukkan dalam skema South-south Cooperation yang meliputi negara anggota Gerakan Non Blok (GNB).
Ia menambahkan kesepakatan tersebut tidak dibuat dalam bentuk MoU tersendiri, melainkan akan dimasukkan sebagai program dalam salah satu MoU yang akan ditandatangani dalam pertemuan tingkat menteri 10 Agustus.
Menyinggung tentang pendidikan agama, ia mengatakan, masalah tersebut telah dimasukkan dalam kesepakatan di bidang agama yang ditandatangani pada 2003, tetapi hingga kini belum diimplementasikan karena sejumlah kendala yang dihadapi.
Namun, pengiriman mahasiswa bidang agama juga akan dilakukan melalui kerjasama antara pemerintah kedua negara. Melalui kerjasama itu, Yaman akan merekomendasikan universitas atau pondok pesantren yang telah terakreditasi sebagai tempat mahasiswa Indonesia belajar agama Islam di negara tersebut.
Melalui Departemen Agama, Indonesia juga mengirim sejumlah pelajar untuk mengikuti kursus singkat selama tiga bulan tentang agama Islam di negara itu.
Pada kesempatan itu, Andhika mengatakan Yaman juga meminta Indonesia untuk mengirim sejumlah dokter spesialis terutama bidang penyakit dalam ke Yaman untuk memberikan 'medical advise' dan pelatihan kepada dokter di rumah sakit negara tersebut, karena Indonesia dinilai memiliki kemampuan lebih baik di bidang kedokteran. (U.N002*F001/B/M008/C/YKT1/3:24 PM 8/9/05)
No comments:
Post a Comment