Wednesday, March 14, 2012

DUBES RI: INDONESIA PANDANG CHINA SEBAGAI PELUANG

       "Banyak negara lain yang melihat China sebagai gadis cantik yang kaya, jadi mereka semua ingin mempunyai hubungan yang khusus dengan China. Oleh karena itu tak heran jika tidak ada hari tanpa kunjungan pejabat penting dari berbagai negara ke China," ujar Dubes Imran kepada sejumlah wartawan Indonesia di Beijing, Rabu.

Dubes berpendapat bahwa kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Beijing, 22-24 Maret 2012, sudah waktunya mengingat undangan pemerintah China kepada Presiden telah disampaikan beberapa kali sejak beberapa tahun lalu.


Pada tahun 2005, Presiden China Hu Jintao melakukan kunjungan kenegaraan di Indonesia, dan mengundang Presiden Yudhoyono untuk melawat ke China.


Menurut agenda sementara mengenai kegiatan Presiden Yudhoyono di Beijing, kepala negara antara lain akan melakukan pembicaraan bilateral dengan Presiden Hu Jintao, dan melakukan pertemuan terpisah dengan Ketua Kongres Rakyat Nasional (NPC) Wu Bangguo, dan dengan Perdana Menteri China Wen Jiabao.


Beberapa Nota Kesepakatan (MoU) juga diharapkan akan ditandatangani antara lain di bidang maritim, penanggulangan narkoba, kearsipan, dan perpanjangan kerjasama "bilateral swap agreement" antara Bank Indonesia and People`�s Bank of China.


Selain itu, MoU kerjasama antara pihak BUMN dan swasta Indonesia dengan pihak China juga diharapkan akan ditandatangani, seperti kerjasama pembangunan jembatan Selat Sunda, kerjasama industri logam dengan PT Krakatau Steel, serta kerjasama industri penerbangan yang melibatkan Merpati Airlines dan PT Dirgantara Indonesia dengan AVIC International Cooperation and Commerical Aircraft Cooperation China Ltd.


China akan menanamkan investasi senilai US$500 juta di bidang industri logam dengan Krakatu Steel.


Delegasi Presiden Yudhoyono dalam kunjungannya di Beijing antara lain meliputi sekitar 30 pengusaha.


Yudhoyono juga akan dianugrahi gelar doktor honoris causa dari Universitas Tsinghua di Haidian District, Beijing, yang merupakan universitas tertua dan berusia 101 tahun.


Menurut sumber yang bisa dipercaya, Yudhoyono dianggap pantas menerima gelar kehormatan itu karena berhasil membawa bangsa Indonesia keluar dari dua krisis, yaitu krisis setelah bencana tsunami pada tahun 2006 dan krisis ekonomi pada 2008.


Selain itu, Yudhoyono juga dipandang sebagai negarawan yang mampu memberi kontribusi bagi perdamaian, stabilitas politik dan kesejahteraan bukan saja bagi bangsa Indonesia tapi juga secara regional.


Sementara itu, Ibu Negara Ani Yudhoyono dijadwalkan akan meresmikan Pusat Kajian Bahasa Indonesia di universitas Beijing Foreign Language Study. ***1***


( f001/ )

(T.F001/B/Z002/Z002) 14-03-2012 21:13:14

No comments:

Post a Comment