Kyoto, March 26 (ANTARA) - "Water is every body's business - women and men
alike, the poor as well as the rich," said many experts in different
sessions at the Third Water Forum.
However, for water industry and
corporations attending the Forum, water can be a real good business. Water used
to be treated as free good. The argument that water should be treated purely as
an economic good originated in Dublin conference, Ireland, 1992.
Wednesday, March 26, 2003
Saturday, March 22, 2003
GORBACHEV: AKSI MILITER MELAWAN IRAK MERUPAKAN PUKULAN BAGI DEMOKRASI
Kyoto,
22/3/2003 (ANTARA) - Mikhail Gorbachev, mantan presiden Uni Soviet, pada
pembukaan pertemuan tingkat Menteri Forum Air Sedunia ke-3 di Kyoto, Sabtu,
menegaskan bahwa serangan AS ke Irak merupakan pukulan bagi demokrasi dan bagi
segala prinsip dan resolusi PBB.
"Kita harus menuntut dihentikan
dengan segera cara-cara yang menggunakan aksi militer seperti itu," kata
Gorbachev yang kini menjadi presiden Green Cross Internasional (Palang Hijau
Internasional). Friday, March 21, 2003
Atasi Krisis Air: Privatisasi atau Partisipasi Swasta? oleh Fardah
Kyoto,
21/3/2003 (ANTARA) - Banyak istilah digunakan orang untuk menyebut
fenomena tertentu. Mengenai serangan ke Irak misalnya, Presiden AS
George Bush menyebutnya sebagai "Operasi Pembebasan Rakyat Irak",
sementara pihak Irak menyebutnya sebagai "Invasi AS".
Begitu juga dengan masalah pelayanan suplai air. Organisasi keuangan dunia dan perusahaan bisnis air menyebutnya sebagai "partisipasi sektor swasta", tapi pihak LSM menuduhnya sebagai langkah privatisasi perusahaan pelayanan suplai air.
Sebagian besar masyarakat masih melihat air sebagai komoditi sosial yang harus bisa dinikmati secara cuma-cuma oleh setiap orang.
Begitu juga dengan masalah pelayanan suplai air. Organisasi keuangan dunia dan perusahaan bisnis air menyebutnya sebagai "partisipasi sektor swasta", tapi pihak LSM menuduhnya sebagai langkah privatisasi perusahaan pelayanan suplai air.
Sebagian besar masyarakat masih melihat air sebagai komoditi sosial yang harus bisa dinikmati secara cuma-cuma oleh setiap orang.
Wednesday, March 19, 2003
ADB CALLS FOR MORE INVESMENT IN WATER TO REDUCE POVERTY
Kyoto,
March 19, 2003 (ANTARA) - The potential of water investments as a tool for
reducing poverty and building sustainable livelihoods has not been fully
realized by many people, said Asian Development Bank President (ADB) President
Tadao Chino when opening the "Water and Poverty" session at the 3rd
World Water Forum in Kyoto, Wednesday.
Chino urged delegates to focus pro-poor water investments for the rural poor in three main areas "water supply, sanitation and hygiene; water for production and sustainable livelihoods, including pro-poor irrigation, watershed, and ecosystem management; and the prevention and mitigation of water-related disasters.
Chino urged delegates to focus pro-poor water investments for the rural poor in three main areas "water supply, sanitation and hygiene; water for production and sustainable livelihoods, including pro-poor irrigation, watershed, and ecosystem management; and the prevention and mitigation of water-related disasters.
Pronk: Globalisasi Sisihkan Orang Miskin dan Lingkungan
Kyoto, 19/3/2003
(ANTARA) - Banyak janji-janji dan komitmen telah dibuat untuk membantu
penduduk miskin dan mengurangi jumlah kemiskinan sejak puluhan tahun
terakhir, tapi hingga kini janji-janji tersebut belum terwujud, menurut
Jan Pronk, mantan menteri kerjasana pembangunan Belanda.
"Janji tinggal janji! Globalisasi merupakan salah satu faktor penyebab gagalnya mewujudkan janji dan komitmen membantu penduduk miskin tersebut," tegas Jan Pronk dari Dewan Kerjasama Sanitasi dan Suplai Air pada pertemuan tentang "Air dan Kemiskinan" di Forum Air Sedunia ke-3, di Kyoto, Rabu.
"Janji tinggal janji! Globalisasi merupakan salah satu faktor penyebab gagalnya mewujudkan janji dan komitmen membantu penduduk miskin tersebut," tegas Jan Pronk dari Dewan Kerjasama Sanitasi dan Suplai Air pada pertemuan tentang "Air dan Kemiskinan" di Forum Air Sedunia ke-3, di Kyoto, Rabu.
Tuesday, March 18, 2003
World Needs Clean Water, Not War: PSI, Youth Water Forum
Kyoto, March 18,
2003 (ANTARA) - Union leaders from around the world attending the Third
World Water Forum (WWF) in Kyoto, expressed their outrage and deep
concern Tuesday as discussion on how to ensure safe, clean water for all
were torpedoed by the announcement by the US President George Bush that
war against Iraq is imminent.
A similar concerned was also voiced by young people attending the Kyoto's Yoth Water Forum. "Water, not war was the central issue today at Kyoto's Youth Forum held at the 3rd World Water Forum," said a statement issued by the Youth Forum in Kyoto Tuesday.
A similar concerned was also voiced by young people attending the Kyoto's Yoth Water Forum. "Water, not war was the central issue today at Kyoto's Youth Forum held at the 3rd World Water Forum," said a statement issued by the Youth Forum in Kyoto Tuesday.
Equal Participation of Women in Water Policy and Decision Making Called For
Kyoto, March 18,
2003 (ANTARA) - Participants of the 3rd World Water Forum's session on
Gender and Water Alliance has called for equal participation of women in
water management.
Good governance and an integrated approach to water management implies that women and their organizations can participate on an equal footing in policy and decision making at the implementation level, according to Maliha Hussein, Chairwoman of gender and water alliance, at a press conference in Kyoto, Japan, Tuesday.
Good governance and an integrated approach to water management implies that women and their organizations can participate on an equal footing in policy and decision making at the implementation level, according to Maliha Hussein, Chairwoman of gender and water alliance, at a press conference in Kyoto, Japan, Tuesday.
DUNIA PERLU AIR BERSIH, BUKAN PERANG
Kyoto, 18/3/2003
(ANTARA) - "Hentikan menghaburkan dolar untuk perang, belanjakan lah
untuk air!" Begitu tulisan mencolok yang terpampang di dada wanita kulit
putih yang mondar-mandir di dekat pintu masuk Balai Sidang Kyoto,
Selasa.
Wanita yang memakai ikat kepala berwarna biru dengan tulisang "Water for Life (air bagi kehidupan)" itu sedang berusaha menarik perhatian dunia untuk menyelamatkan jutaan nyawa yang terancam melayang karena tidak mempunyai akses untuk mendapatkan air bersih terutama di negara berkembang.
Wanita yang memakai ikat kepala berwarna biru dengan tulisang "Water for Life (air bagi kehidupan)" itu sedang berusaha menarik perhatian dunia untuk menyelamatkan jutaan nyawa yang terancam melayang karena tidak mempunyai akses untuk mendapatkan air bersih terutama di negara berkembang.
Pengelolaan Air Perlu Libatkan Partisipasi Perempuan
Kyoto, 18/3/2003
(ANTARA) - Perempuan mesti diberi kesempatan untuk berpartisipasi secara
setara dalam pengambilan keputusan dan kebijakan mengenai pengelolaan
air, demikian rekomendasi yang dikeluarkan dalam sesi "Gender dan Air"
dalam Forum Air Sedunia ke-3 yang sedang berlangsung di Kyoto, 16-23
Mater 2003.
Pengelolaan air yang terpadu, transparan dan bersih berarti juga memastikan kesetaraan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di tingkat implementasi, kata Maliha Hussein, yang mengetuai sesi tentang gender dan air, kepada pers di Kyoto, Selasa.
Pengelolaan air yang terpadu, transparan dan bersih berarti juga memastikan kesetaraan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di tingkat implementasi, kata Maliha Hussein, yang mengetuai sesi tentang gender dan air, kepada pers di Kyoto, Selasa.
DIRJEN SDA: IPTEK SAJA TAK MAMPU HADAPI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
Kyoto, 18/3/2003
(ANTARA) - Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Depkimpraswil Dr.Roestam Sjarief
mengatakan, dengan hanya mengandalkan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek), dampak perubahan iklim tak mungkin dapat dihadapi.
"Perlu kemampuan adaptasi sosial untuk menghadapinya," kata Dr Roestam kepada ANTARA di sela-sela pertemuan ke-3 Forum Air Sedunia di Kyoto, Jepang, Senin, yang diikuti sekitar 10.000 peserta dan 150 menteri dari 100 negara di dunia.
"Perlu kemampuan adaptasi sosial untuk menghadapinya," kata Dr Roestam kepada ANTARA di sela-sela pertemuan ke-3 Forum Air Sedunia di Kyoto, Jepang, Senin, yang diikuti sekitar 10.000 peserta dan 150 menteri dari 100 negara di dunia.
Monday, March 17, 2003
ISLAND COUNTRIES TO GIVE TOP PRIORITY TO WATER RESOURCE MANAGEMENT
Kyoto, March 17,
2003 (ANTARA) - Delegates of 40 small island countries of the Pacific and
the Carribean have agreed that a top priority must be given to water resources
management, capacity building in local water utilities an improved water governance.
After having a two-day meeting since Sunday, the small island countries' delegates in Kyoto, on Monday, also called for a global action program at the on-going 3rd World Water Forum.
After having a two-day meeting since Sunday, the small island countries' delegates in Kyoto, on Monday, also called for a global action program at the on-going 3rd World Water Forum.
Negara Pulau Sepakat Memberikan Prioritas Pada Pengelolaan Sumber Daya Air
Kyoto, 17/3/2003
(ANTARA) - Delegasi dari 40 negara-negara pulau di wilayah Pasifik dan
Karibia sepakat untuk memberikan prioritas utama pada pengelolaan sumber
daya air dalam Forum Air Sedunia ke-3 di Kyoto, Jepang, Senin.
Negara-negara kecil ini dalam pertemuan dua hari mereka (sejak Minggu, 16/3), juga setuju untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam pelayanan air dan melaksanakan pengelolaan air secara transparan, adil dan bersih, menurut Jeffry Stubbs dari ADB (Bank Pembangunan Asia).
Negara-negara kecil ini dalam pertemuan dua hari mereka (sejak Minggu, 16/3), juga setuju untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam pelayanan air dan melaksanakan pengelolaan air secara transparan, adil dan bersih, menurut Jeffry Stubbs dari ADB (Bank Pembangunan Asia).
Tidak Ada Masa Depan Jika Tidak Ada Air oleh Fardah
Kyoto, 17/3/2003
(ANTARA) - Begitu pentingkah air bagi makhluk hidup sehingga Putra
Mahkota Belanda Pangeran Willem-Alexander menegaskan di depan peserta
Forum Air Sedunia (3rd World Water Forum - WWF) ke-3 di Kyoto, Jepang,
bahwa tidak ada masa depan jika tidak ada air?
Air yang merupakan "sumber" kehidupan tersebut kini sedang terancam berbagai masalah serius, dari pencemaran, kelangkaan air maupun bencana alam akibat dampak perubahan iklim.
Air yang merupakan "sumber" kehidupan tersebut kini sedang terancam berbagai masalah serius, dari pencemaran, kelangkaan air maupun bencana alam akibat dampak perubahan iklim.
Sunday, March 16, 2003
FRESHWATER ONE OF THE GREATEST CHALLENGES OF 21ST CENTURY
Kyoto, March 16,
2003 (ANTARA) - Freshwater is one of the greatest challenges of the twenty
first century, according to Dr. Mahmoud Abu-Zeid, President of the World Water
Council (WWC) which organizes the World Water Forum.
One in four persons in this world lack access to clean drinking water and one in three lack adequate sanitation, he said in the opening ceremony of the Third World Water Forum in Kyoto, Japan, Sunday.
One in four persons in this world lack access to clean drinking water and one in three lack adequate sanitation, he said in the opening ceremony of the Third World Water Forum in Kyoto, Japan, Sunday.
FORUM AIR SEDUNIA DIBUKA DENGAN SERUAN UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN NYATA
Kyoto, 16/3/2003
(ANTARA) - Forum Air Sedunia ke-3 dibuka secara resmi di Kyoto, Jepang,
pada hari Minggu dengan seruan yang dikumandangkan antara lain oleh tiga
pangeran, masing-masing dari Jepang, Maroko, dan Belanda, untuk
melakukan tindakan nyata guna menangani krisis air.
Putera Mahkota Kekaisaran Jepang Naruhito dalam pidato pembukaannya mengatakan, air yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, baik untuk penyediaan pangan maupun transportasi, sekarang ini sedang terancam masalah, seperti pencemaran, bencana alam dan kelangkaan, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia.
Putera Mahkota Kekaisaran Jepang Naruhito dalam pidato pembukaannya mengatakan, air yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, baik untuk penyediaan pangan maupun transportasi, sekarang ini sedang terancam masalah, seperti pencemaran, bencana alam dan kelangkaan, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia.
Saturday, March 15, 2003
TWO INDONESIAN MINISTERS ATTEND WORLD WATER FORUM IN KYOTO
Kyoto, March 15,
2003 (ANTARA) - Two Indonesian ministers have confirmed their presence
at the third World Water Forum's ministerial meeting due to be held here
on March 22-23, the forum's committee said Saturday.
They are Minister for Regional Development and Infrastructure Soenarno and Minister of Agriculture Bungaran Saragih.
They are Minister for Regional Development and Infrastructure Soenarno and Minister of Agriculture Bungaran Saragih.
MENKIMPRASWIL, PERTANIAN HADIRI FORUM AIR SEDUNIA
Kyoto, 15/3/2003
(ANTARA) - Menteri Pemukiman, Prasarana dan Wilayah Soenarno dan Menteri
Pertanian Bungaran Saragih akan menghadiri pertemuan tingkat menteri
pada Forum Air Sedunia ketiga, yang akan berlangsung di Kyoto, Jepang,
22-23 Maret 2003, demikian penjelasan yang diterima ANTARA, Sabtu.
Pada pertemuan tingkat Pejabat Senior yang berlangsung mulai tanggal 16 hingga 21 Maret 2003, Indonesia diwakili antara lain oleh Dirjen Sumber Daya Air (Depkimpraswil) Roestam Sjarief, Dirjen Penggunaan Air Irigasi (Deptan) Simon Himawan, Dirjen Bina Sarana Pertanian (Deptan) Ato Suprapto, Dirjen Ekubang (Deplu) Susanto dan Deputy 7 Menneg LH Masnellyati.
Pada pertemuan tingkat Pejabat Senior yang berlangsung mulai tanggal 16 hingga 21 Maret 2003, Indonesia diwakili antara lain oleh Dirjen Sumber Daya Air (Depkimpraswil) Roestam Sjarief, Dirjen Penggunaan Air Irigasi (Deptan) Simon Himawan, Dirjen Bina Sarana Pertanian (Deptan) Ato Suprapto, Dirjen Ekubang (Deplu) Susanto dan Deputy 7 Menneg LH Masnellyati.
Wednesday, March 12, 2003
MINISTERS TO DISCUSS WATER CRISIS IN KYOTO
Jakarta, March 12,
2003 (ANTARA) - More than 100 ministers are expected to discuss a water
crisis at the Third World Water Forum (WWF) to be held in Kyoto, Japan, from
March 16 to 23, 2003, the World Bank said here Wednesday. The Forum, which will be
participated in by around 8,000 people consisting of, among others, scientists,
NGO activists, academicians and government officials, will focus on a global
water crisis and other related issues, for instance, water and gender, energy,
food, agriculture, environment, poverty, sanitation, pollution, climate change
and cultural diversity.
Wednesday, March 5, 2003
Empat Dekade Hubungan Indonesia-Kamboja Dibahas
Phnom Penh, 5/3/2003 (ANTARA) - Kedubes RI di Phnom Penh bekerjasama
dengan Cambodian Institute for Cooperation and Peace (CICP), pekan lalu,
menyelenggarakan seminar sehari "Indonesian Cambodian Diplomatic
Relations: Four Decades of Achievements and Future Directions".
Seminar sehari tersebut digelar dalam rangka memperingati 40 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Kamboja (1962 - 2002).
Seminar sehari tersebut digelar dalam rangka memperingati 40 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Kamboja (1962 - 2002).
Subscribe to:
Posts (Atom)