Kyoto, 18/3/2003
(ANTARA) - Perempuan mesti diberi kesempatan untuk berpartisipasi secara
setara dalam pengambilan keputusan dan kebijakan mengenai pengelolaan
air, demikian rekomendasi yang dikeluarkan dalam sesi "Gender dan Air"
dalam Forum Air Sedunia ke-3 yang sedang berlangsung di Kyoto, 16-23
Mater 2003.
Pengelolaan air yang terpadu, transparan dan bersih berarti juga memastikan kesetaraan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di tingkat implementasi, kata Maliha Hussein, yang mengetuai sesi tentang gender dan air, kepada pers di Kyoto, Selasa.
Pengelolaan air yang terpadu, transparan dan bersih berarti juga memastikan kesetaraan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di tingkat implementasi, kata Maliha Hussein, yang mengetuai sesi tentang gender dan air, kepada pers di Kyoto, Selasa.
Maliha yang berasal dari Pakistan ini mengatakan bahwa peserta sesi gender dan air sepakat untuk menyampaikan pesan bahwa perempuan tidak perlu defensif dalam mempertahankan perannya mengingat jumlah perempuan di dunia ini sudah cukup seimbang, yaitu 50 persen.
Dia memberi contoh bahwa wanita India sangat agresif dalam memperjuangkan pelestarian lingkungan, tanpa harus bersikap defensif. Namun dia mengakui bahwa masih memerlukan perjuangan yang panjang untuk mewujudkan pengarusutamaan (mainstreaming) perempuan karena hal itu akan efektif hanya jika dianggarkan dengan baik.
Alice Bourman dari Dewan Perempuan Belanda dalam konperensi pers tersebut mengatakan bahwa air adalah urusan semua orang, lelaki maupun perempuan.
Dalam Forum Air Sedunia ke-2 di Den Haag, Belanda, tahun 2000, ribuan perempuan berpartisipasi secara aktif dan menyerukan agar perempuan terlibat langsung dalam pengelolaan sumber daya air secara terpadu.
"Kami juga telah mengimbau agar jumlah kehadiran perempuan dipastikan seimbang dengan kaum pria dalam diskusi tentang air. Tapi sayang ini belum terwujud. Komitmen itu masih hanya di atas kertas," kata Alice.
Sesi mengenai air dan gender tersebut antara lain dihadiri oleh menteri irigasi dan pengelolaan air Sri Lanka, seorang ibu.
Forum Air Sedunia ke-3 dilangsungkan di tiga kota - Kyoto, Shiga, Osaka, Jepang, 16-23 Maret 2003, dan dibagi menjadi 337 sesi pertemuan yang membahas 33 tema utama seperti air dan gender, air dan iklim, dan air dan kebudayaan.
Pertemuan yang diselenggarakan oleh Dewan Air Sedunia ini diikuti oleh lebih dari 10.000 orang termasuk 150 menteri, dan tiga di antaranya dari Indonesia, yaitu menteri pemukiman, prasarana dan wilayah, menteri pertanian dan menko perekonomian. (T/F001/J003)
No comments:
Post a Comment